Our social:

Latest Post

Jumat, 28 Januari 2022

Guru Berbagi

 FORUM BERBAGI

ARTIKEL AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

 

Oleh:

Nurul Farida

Guru SMPN 1 Tutur

CGP Angkatan 4 Kab. Pasuruan Jawa Timur

 

A. Latar Belakang

Membangun budaya positif di sekolah merupakan hal yang sangat penting. Sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan harus berpihak pada murid, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, guru ibarat petani dan murid ibarat benih yang ditanam, tugas guru adalah menuntun dan sebagai pamong. Peran dan nilai guru penggerak sebagai agen transformasi perubahan diharapkan dapat mempercepat pembangunan budaya positif di sekolah sehingga visi Guru Penggerak dalam menciptakan Profil Pelajar Pancasila dapat segera terwujud.

Dalam membangun budaya positif ini diperlukan dukungan, kolaborasi dan peran serta seluruh kekuatan dan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah, instansi yang ada di sekitar sekolah, masyarakat di lingkungan sekolah, orangtua murid, dan semua pihak yang memiliki kepentingan dengan sekolah.

B. Tujuan

Membangun budaya positif di sekolah

Pengimbasan Pendidikan Guru Penggerak

Berbagi pemahaman dan pengalaman tentang penerapan budaya positif di sekolah

C. Kegiatan yang dilaksanakan

Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas di semua kelas yang diampu.

Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas di LDKS OSIS SMPN 1 Tutur.

Pengimbasan pada rekan guru yang ada di sekolah ( SMPN 1 Tutur)

Pengimbasan pada sesama Guru Bimbingan Konseling yang tergabung dalam komunitas Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Pasuruan

D. Deskripsi Kegiatan

Mengawali semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022, saya melaksanakan aksi nyata budaya positif Keyakinan Kelas di semua kelas yang saya ampu. Yaitu kelas 9A sampai dengan kelas 9G. Pembentukan keyakinan kelas melalui curah pendapat dari semua siswa di kelas. Masing-masing siswa menuliskan aturan yang ingin disepakati dikelasnya pada pos it dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. Kemudian aturan-aturan itu dirubah menjadi keyakinan kelas yang merupakan nilai kebajikan yang bersifat universal. Setelah terbentuk, hasilnya ditempel di dinding kelasnya agar siswa senantiasa ingat dan dapat melaksanakan keyakinan kelas yang telah disusunnya dengan kesadarannya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.

Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas juga saya laksanakan pada Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS) OSIS SMPN 1 Tutur yang dilaksanakan pada awal Januari 2022. Praktiknya sama dengan pembentukan keyakinan kelas di kelas, hanya pada LDKS keyakinan kelas yang dimaksud adalah keyakinan kelas dalam OSIS.

Kegiatan yang saya lakukan berikutnya adalah Pengimbasan Modul 1 pada semua guru di SMPN 1 Tutur. Karena di sekolah kami ada 3 (tiga) orang Calon Guru Penggerak maka kami membaginya dalam tiga kelas. Dengan tujuan agar pengimbasan dapat lebih fokus, materi lebih mudah dipahami, dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Kami memanfaatkan waktu setelah mengajar sambil menunggu waktu pulang ( face print) sehingga tidak mengganggu pembelajaran di sekolah. Materi kami susun dengan strategi yang menyenangkan, dengan ice breaking, permainan, aktivitas seru, kerja kelompok agar tidak membosankan, lebih bermakna, dan berpusat pada peserta pengimbasan. Kegiatan kami laksanakan di ruang kelas. Teman-teman guru sangat antusias dan bersemangat mengikuti pengimbasan itu. Merka terlihat sangat menikmati dan selalu terlibat aktif.

Setelah pengimbasan di sekolah, saya berkoordinasi dengan pengurus MGBK      (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) Kabupaten pasuruan untuk dapat melakukan pengimbasan di  komunitas MGBK. Disetujui dan diberikan waktu khusus. Kebetulan CGP Bimbingan Konseling SMP ada tiga orang, maka kami saling bekolaborasi dan berbagi tugas. Kami menggunakan strategi yang menyenangkan, ice breaking, permainan, aktivitas seru, dan kerja kelompok. Alhamdulillah, semua peserta MGBK bersemangat dan mengikuti semua kegiatan pengimbasan sampai akhir.

Diakhir kegiatan kami meminta testimoni dari peserta pengimbasan, baik secara lisan maupun lewat tulisan melalui aplikasi padlet. Hampir semua peeta merasa senang dan termotivasi untuk menerapakan budaya positif di sekolahnya masing-masing.

E. Hasil yang diharapkan

Semua warga sekolah memahami pentingnya budaya positif di sekolah. Memperoleh dukungan dari semua pihak dan kolaborasi dengan rekan sejawat maupun orang tua dalam membangun budaya positif di sekolah.

F. Tolak Ukur Keberhasilan

Dukungan dari seluruh warga sekolah.

Kolaborasi berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

Penerapan budaya positif pada semua sisi pembelajaran di sekolah.

G. Refleksi

Dalam membangun dan menerapkan budaya positif, motivasi instrinsik sangatlah diperlukan. Selain itu juga memerlukan waktu yang lama dan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah antara lain kepala sekolah, rekan guru, pengawas, dinas pendidikan, komite sekolah,orang tua, lingkungan sekitar sekolah, dan institusi di sekitar sekolah

 

H. Rencana Perbaikan

Dalam menerapkan budaya positif menggunakan strategi dan metode yang lebih bervariasi dan menyenangkan.

Bersemangat dan selalu menumbuhkan motivasi rekan sejawat dan siswa.

Dilaksanakan secara terus menerus dan tidak mudah putus asa.


Link Youtube Video Pengimbasan dan Aksi Nyata

https://www.youtube.com/watch?v=D9a5K1poFrM

Link Materi Presentasi

https://www.canva.com/design/DAEzLQAMFvI/lwGe62WAEdSMJ4x8yzdRJw/view?utm_content=DAEzLQAMFvI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

Link Padlet Testimoni Pengimbasan Peserta

https://padlet.com/nurulfarida350/dc2dxqd9nocgqmst


Testimoni dari siswa





Guru Berbagi

ARTIKEL

AKSI NYATA MODUL 1.4.10.2 PENERAPAN BUDAYA POSITIF

 

“PENERAPAN BUDAYA POSITIF PEDULI LINGKUNGAN

DI SMPN 1 TUTUR”

OLEH

SWITANING DYAH WIRATAMA

GURU SMPN 1 TUTUR

CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN PASURUAN

 

LATAR BELAKANG :

Upaya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun dapat dilakukan dengan penanaman karakter pada murid, yang akan membawa dampak yang positif bagi terwujudnya profil pelajar pancasila. Penanaman karakter secara langsung dapat membentuk nilai-nilai yang positif pada diri murid. Karakter peduli pada murid merupakan hal penting, tetapi akhir-akhir ini bisa dirasakan terkikisnya kepedulian murid pada keadaan disekitarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya penggunaan HP selama masa pandemic yang tidak pernah lepas dari anak, kurangnya sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar dan banyak lagi permasalahan lainnya. Untuk itu perlu dikembangkan Budaya Positif Peduli pada murid-murid kita.

 TUJUAN :

            Terbentuknya sifat peduli, gotong royong, saling membantu, rasa memiliki, menyayangi sesama, teman, tanaman dan lingkungan sekitarnya. 

TOLAK UKUR

Tercipta lingkungan sekolah yang menyenangkan, aman, nyaman, bersih, rapi dan indah.

PELAKSANAAN

1.      Sosialisasi Program peduli lingkungan kepada: 

a.    murid di kegiatan LDKS dan di kelas IX (kelas yang saya ampu)

b.    wali murid pada saat pengambilan rapot semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022

c.    Teman sejawat/ guru SMPN 1 Tutur

d.    Komunitas MGMP Prakarya Kabupaten Pasuruan

2.     Menjalankan kegiatan peduli lingkungan (misalnya jika ada sampah tercecer ada rasa peduli untuk memasukkan ke tempat sampah, ada tanaman yang kering, murid punya inisiatif untuk menyiramnya dll

3.     Menjalankan budaya positif dalam pembelajaran sesuai dengan keyakinan kelas

4.    Melaporkan hasil kegiatan / program

 DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Dalam menciptakan budaya ajar yang baik, maka budaya positif di sekolah tidak berdiri sendiri, karena dibutuhkan sinergitas antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam pembiasaan-pembiasaan positif yang diterapkan. Pembiasaan positif yang akan membudaya dan berakar. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi suatu kekuatan unuk menerapkan Budaya positif Peduli Lingkungan .

REFLEKSI

        Budaya Positif dapat terbentuk jika terdapat motivasi intrinsik dari semua warga sekolah, dan adanya kolaborasi yang saling mendukung dari murid, guru, orang tua, pemegang kebijakan, komite sekolah, dan masyarakat, dengan menerapkan Filosofi KHD, menerapkan nilai dan peran guru, serta menerapkan semua poin-poin dalam budaya positif.

RENCANA PERBAIKAN/ RENCANA TINDAK LANJUT

Proses aksi nyata tidak seratus persen berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh sebab itu ada beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan ke depan diantaranya:

1.      Membuat draf aksi nyata untuk pelaksanaan kegiatan di rumah dan di sekolah (karena masih dalam masa PTMT),

2.     Berkoordinasi dengan orang tua murid lewat wali kelas untuk dapat mengawasi aktivitas siswa di ruma pada masa pandemic,

3.     Membuat sosialisasi dalam bentuk baliho yang ditempatkan pada lingkungan sekolah,

4.    Membentuk TIM peduli lingkungan sekolah yang melibatkan siswa pada masing-masing kelas,

5.    Memperbaiki tempat pembuangan sementara,

 DOKUMENTASI

VIDEO  BUDAYA POSITIF 


Dokumentasi sesuai Artikel

https://www.canva.com/design/DAE27THw0gY/EOMuJZkAojFiaptVf7bDOw/edit

PPT MATERI SOSIALISASI

https://www.canva.com/design/DAEzLQAMFvI/lwGe62WAEdSMJ4x8yzdRJw/view?utm_content=DAEzLQAMFvI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

REFLEKSI BUDAYA POSITIF DARI MURID

https://padlet.com/switaningdyahw/p3vwzkfk7e2z4m2e

REFLEKSI BUDAYA POSITIF DARI PESERTA MGMP

https://padlet.com/switaningdyahw/gdo7yk4ymwug3rs7


Rabu, 19 Januari 2022

Raih Juara, Film SMPN 1 Tutur Buat Banyak Orang Menangis



Berjudul "Mentas", film pendek yang dibuat SMPN 1 Tutur berhasil menyabet terbaik ke empat atau juara harapan 1 pada lomba film "Anti Narkoba" yang digelar GRANAT Kabupaten Pasuruan. 

Menampilkan cerita seorang anak bernama Angga (Wido Dwi P) yang merupakan siswa pindahan dari Surabaya dan karena suatu hal pindah ke SMPN 1 Tutur. Merupakan anak yang ceria, suka bergaul, dan banyak teman, Angga dikenal sebagai siswa yang dapat menghidupkan suasana kelas. 

Namun di suatu ketika, sahabat Angga yang bernama Daffa (Yoga Pratama) mendapati temannya dalam kondisi yang tidak seperti biasa. Nah, tidak hanya itu teman teman sekelas Angga juga mendapatinya berhutang uang hampir ke seluruh kelas. Tidak hanya itu, Angga kedapatan memalak adik kelas nya. Bagaimana kelanjutan ceritanya, simak film lengkapnya di bawah ini. 

Akhir film yang mengharukan tak ayal membuat banyak penonton menangis. Diperankan oleh siswa kelas 8A SMPN 1 Tutur dan beberapa guru, film ini sarat pesan baik. 

Tak ayal, film ini membuat nama SMPN 1 Tutur menjadi salah satu film terbaik dalam ajang perlombaan yang diadakan di Kabupaten Pasuruan tersebut. 

Kami nantikan, prestasi dan karya-karya lain dari SMPN 1 Tutur. Semangat...